Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA
Ki Hajar Dewantara mengedepankan tiga ajaran tentang pendidikan yaitu:
1. Penataan Bahasa Jawa (Tetep, Teteg, Antep, Mantep)
Tetep, artinya mempunyai ketetapan pendapat dan pikir, kalau sesuatu itu telah diyakininya. Tidak mudah termakan isyu, tidak mudah diombang-ambingkan. Sikap tegas, apa yang dikatakan yang diyakini itu benar, tetap dilaksanakan. Pikiran yang telah diyakini kebenarannya, itu harus dilaksanakan dalam satuan tugasnya, dengan sikap cinta kasih penuh kelembutan dan pengertian, Masyarakat pasti menurutinya dengan hati yag senang, malahan mereka tidak merasa diperintah atau dipengaruhi, namun malahan membantu dalam mendukung dengan setulus dan sepenuh hati. Dalam bahasa jawa kata beliau adalah "Menang tanpa ngasorake".
Teteg, artinya tidak tergoyahkan oleh godaan atau rayuan apapun. Godaan dan rayuan yang sering menjatuhkan karir seseorang adalah harta, wanita dan kedudukan. Terlalu ambisi terhadap harta, dapat menimbulkan bebagai tindakan negatif, dapat melakukan korupsi, penyalah gunaan anggaran dsb. Terlalu ambisi pada suatu kedudukan tertentu, dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan dapat mengakibatkan masak sebelum waktunya. Rayuan wanita, menimbulkan kerusakan pribadi, keluarga dan karer seseorang.
Antep, artinya, berisi, berilmu, berpengetahuan. Setiap kesempatan pemimpin harus belajar apa saja, untuk bekal pergaulan dna keberhasilan kepemimipinan. Beliau mengatakan, sebenarnya orang yang bijak sana itu ialah oran gyang banyak membaca. Kiranya ini benar dan dicamkan oleh generasi muda, karena memang ilmu itu didapatkan dari buku-buku. Ilmu apa saja dibaca kalau ingin pandai. Dalam hal ini Ki Hajar Dewantara mengatakan dalam bahasa jawa "Digdoyo tanpo aji", artinya orang itu sakti mandraguna tetapi tidak dengan jampi-jampi atau jimat-jimat. tetapi sakti karena ilmu pengetahuan.
Mantep, artinya yakni dengan seyakin-yakinnya bahwa apa yang dilakukannya adalah benar dan baik. Dalam penugasan dimanapun ditugaskan harus mantep, siap dan berangkat. Dalam hal ini Ki Hajar Dewantara mengatakan dalam bahasa Jawa "Ngluruk tanpa bala", jadi kita bertugas dimana saja tidak membawa bala atau pasukan, yang wajib dibawa hanya anak istri.
2. Ngandel, Kendel, Kandel dan Bandel
Ngandel, artinya percaya, iman dan tagwa.
Kendel, artinya berani, apa yang dikatakan benar ya benar, salah ya salah. Konsekwen, juga berani mengambil keputusan berani membela negara dengan penuh kejuangan.
Kandel, artinya penuh ilmunya, penuh pengetahuannya, matang jiwanya. juga tabah hatinya hingga dapat mengatasi segala persoalan.
Bandel, Artinya tawakal, percaya diri, tidak mudah takut. Tidak mudah putus asa apapun rintangannya. Tabah menghadapi godaan apapun.
3. Ning, Neng, Nung lan Nang
Ning : Artinya suci, iklas dan segala tindakannya tanpa pamrih
Neng : Artinya tenangkan pikirannya, niatnya baik, suci, diam.
Nung : Artinya kuat, bantingan, ulet, sanggup melakukan tugas yang berat.
Nang : Artiny optimistis, optimisme, ini membawa perjuangan yang berakhir dengan kemenangan, nang artinya menang.
Azzah Nurlaela
Dita Ihsaniah Putri
Nofiana ulfa
Amalia Ayu Lestari
Angilia Herli Lutfiyani
Feby Rohma Awalia
Isna Zulfa
Sri Kartika Asih
Suci Yulianti Lestari
Dwi Kurnia Ningsih
Anita Tri Yuniarti
Ika Sofiana
Ki Hajar Dewantara mengedepankan tiga ajaran tentang pendidikan yaitu:
1. Penataan Bahasa Jawa (Tetep, Teteg, Antep, Mantep)
Tetep, artinya mempunyai ketetapan pendapat dan pikir, kalau sesuatu itu telah diyakininya. Tidak mudah termakan isyu, tidak mudah diombang-ambingkan. Sikap tegas, apa yang dikatakan yang diyakini itu benar, tetap dilaksanakan. Pikiran yang telah diyakini kebenarannya, itu harus dilaksanakan dalam satuan tugasnya, dengan sikap cinta kasih penuh kelembutan dan pengertian, Masyarakat pasti menurutinya dengan hati yag senang, malahan mereka tidak merasa diperintah atau dipengaruhi, namun malahan membantu dalam mendukung dengan setulus dan sepenuh hati. Dalam bahasa jawa kata beliau adalah "Menang tanpa ngasorake".
Teteg, artinya tidak tergoyahkan oleh godaan atau rayuan apapun. Godaan dan rayuan yang sering menjatuhkan karir seseorang adalah harta, wanita dan kedudukan. Terlalu ambisi terhadap harta, dapat menimbulkan bebagai tindakan negatif, dapat melakukan korupsi, penyalah gunaan anggaran dsb. Terlalu ambisi pada suatu kedudukan tertentu, dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan dapat mengakibatkan masak sebelum waktunya. Rayuan wanita, menimbulkan kerusakan pribadi, keluarga dan karer seseorang.
Antep, artinya, berisi, berilmu, berpengetahuan. Setiap kesempatan pemimpin harus belajar apa saja, untuk bekal pergaulan dna keberhasilan kepemimipinan. Beliau mengatakan, sebenarnya orang yang bijak sana itu ialah oran gyang banyak membaca. Kiranya ini benar dan dicamkan oleh generasi muda, karena memang ilmu itu didapatkan dari buku-buku. Ilmu apa saja dibaca kalau ingin pandai. Dalam hal ini Ki Hajar Dewantara mengatakan dalam bahasa jawa "Digdoyo tanpo aji", artinya orang itu sakti mandraguna tetapi tidak dengan jampi-jampi atau jimat-jimat. tetapi sakti karena ilmu pengetahuan.
Mantep, artinya yakni dengan seyakin-yakinnya bahwa apa yang dilakukannya adalah benar dan baik. Dalam penugasan dimanapun ditugaskan harus mantep, siap dan berangkat. Dalam hal ini Ki Hajar Dewantara mengatakan dalam bahasa Jawa "Ngluruk tanpa bala", jadi kita bertugas dimana saja tidak membawa bala atau pasukan, yang wajib dibawa hanya anak istri.
2. Ngandel, Kendel, Kandel dan Bandel
Ngandel, artinya percaya, iman dan tagwa.
Kendel, artinya berani, apa yang dikatakan benar ya benar, salah ya salah. Konsekwen, juga berani mengambil keputusan berani membela negara dengan penuh kejuangan.
Kandel, artinya penuh ilmunya, penuh pengetahuannya, matang jiwanya. juga tabah hatinya hingga dapat mengatasi segala persoalan.
Bandel, Artinya tawakal, percaya diri, tidak mudah takut. Tidak mudah putus asa apapun rintangannya. Tabah menghadapi godaan apapun.
3. Ning, Neng, Nung lan Nang
Ning : Artinya suci, iklas dan segala tindakannya tanpa pamrih
Neng : Artinya tenangkan pikirannya, niatnya baik, suci, diam.
Nung : Artinya kuat, bantingan, ulet, sanggup melakukan tugas yang berat.
Nang : Artiny optimistis, optimisme, ini membawa perjuangan yang berakhir dengan kemenangan, nang artinya menang.
Azzah Nurlaela
Dita Ihsaniah Putri
Nofiana ulfa
Amalia Ayu Lestari
Angilia Herli Lutfiyani
Feby Rohma Awalia
Isna Zulfa
Sri Kartika Asih
Suci Yulianti Lestari
Dwi Kurnia Ningsih
Anita Tri Yuniarti
Ika Sofiana
Komentar
Posting Komentar